Pages

Rabu, 03 Juni 2015

FREE

Udara dan suasana pagi menenangkan, segelas teh panas plus great view. Perfecto.

Sesering aku datang ke sini, sesering itu pula ku habiskan waktu berjam-jam menikmati pemandangan yang ada di depanku
Tak pernah bosan melihatnya. Air laut yang tenang di pagi hari dan semburat oranye di cakrawala melengkapi indahnya lukisan ciptaan Tuhan
Tak ada beban, tak ada yang dipikirkan, serasa bebas
Bisa dengan leluasa memandang sampan yang lewat, orang yang lewat depan jalan rumahmu tanpa mereka sadari
Ah, langit mulai berawan lagi… sebentar lagi mendung
Kata tante memang sudah tiga hari ini hujan terus turun mengguyur
Semoga saja tak banjir
Menyesap teh sedikit demi sedikit, makin dingin di sini
Ku palingkan pandanganku di puncak gunung yang terlihat dekat dari rumah, kabut sudah mulai turun
Sebaiknya aku pun segera turun ke bawah...

.................



Termenung,
Masih di tempat ini dalam bayang-bayang asap keabuan yang membumbung mengaburkan pandangan
Detak bunyi  jam tangan yang terdengar sendu senada dengan detak jantung memberikan sensasi aneh
Don’t know what’s going on with me…
Perasaan aneh yang perlahan muncul, tak tahu bagaimana baiknya menghadapinya, apakah perasaan ini benar-benar untuknya?
Tak ingin menyakitinya lagi, entah sudah ke berapa kalinya…
Maaf, hanya kata itu yang bisa terucap dari bibirku walaupun aku tak pantas untuk mengucapkannya padamu..
Terasa menyakitkan bagiku ketika mengucapkannya, terlebih padamu…
Aku tau kau pasti merasakan sakit lebih dari yang ku rasakan…
Pernyataanmu semalam telah menegaskannya walaupun kau tak mengakuinya
Perasaan yang kita rasakan sama tapi bukan pada orang yang sama
Telah saling mengetahui perasaan masing-masing hanya saja tak sesuai dengan yang diharapkan
Ku edarkan pandangan ku, ah… masih di sini dengan pandangan yang kabur tapi kali ini bukan karena asap… terasa hangat mengalir di pipi
Air mata ini entah untuk siapa, kau atau dia?

SEMANIS YANG DIRINDUKAN



Pulang kampung adalah salah satu momen yang paling ditunggu-tunggu bagi setiap perantau, tak terkecuali saya. Banyak hal yang membuat saya merasa rindu akan kampung halaman. Suasananya yang jauh dari hiruk pikuk kesibukan kota besar, udaranya yang masih terbilang segar walaupun siang agak panas, dan tentu saja berlimpah dengan hasil pertanian terutama buah-buahan. Musim buah merupakan saat yang paling ditunggu-tunggu apalagi saat saya pulang kampung kali ini bertepatan dengan musim buah-buahan. Durian, Manggis, Langsat, dan Rambutan berbuah serentak dan lumayan berbuah banyak tahun ini. Pohon Langsat di samping rumah sudah menguning tapi belum saatnya dipetik. Manggis masih banyak persediaan di rumah tante… hehe.. sayang pohon manggis di samping rumah sudah ditebang. Dahan dan daunnya yang berdekatan dengan atap rumah membuat atap rumah cepat berkarat dan bocor.

Saat saya datang pohon rambutan merah di halaman rumah buahnya sudah habis tinggal pohon rambutan kuning yang berbuah. 


Salah satu pohon rambutan di halaman rumah (model dalam foto: adek & sepupu)





Rambutan kuning, tampilan boleh kecil tapi rasanya maniiisss…. Kayak saya… hhehehe

Dua hari berada di rumah ada ajakan dari tante makan Durian dan Manggis di rumahnya. Tawaran gratis tak boleh dilewatkan, tentu saja saya langsung mengiyakan. Makan durian dan manggis di rumah tante tak ada fotonya jadi diceritakan saja. Ternyata saya hanya mampu menghabiskan dua buah durian.