Panggilan
kesayangan…hhhmmm
Semua
orang yang punya pacar mungkin punya panggilan kesayangan buat pacarnya
(kecuali saya)..hahhaha..... Saya
rada aneh lebih tepatnya geli dan malu kalau harus manggil pacar dengan nama panggilan
yang dibuat khusus untuknya...iihhh,,,contohnya kayak Syahrini yang manggil
pacarnya dengan sebutan bubu, atau si A dengan panggilan yeobo pada pacarnya,
atau dan atau yang lain….
Kalau
soal panggilan khusus saya mah punya banyak….. #bangganya_punya_nama_banyak Ini
bukan keinginan saya, tapi ini hasil keisengan temen-temen saya yang ngasih
nama panggilan untuk saya. nama panggilan tersebut jauh dari rasa romantis yang
ada malah lucu dan kebanyakan jadi rusak nama saya. nama panggilan pertama yang
dikasih tuh masuk dalam golongan nama normal yaitu Ima. Nama panggilanku
sebenarnya Ami tapi hanya alasan gak matching sama nama panjang saya, jadinya
saya dipanggil Ima. Pemberian nama kedua itu dari salah seorang teman saya, dia
orang Jawa yang menetap di Makassar dia manggil saya dengan nama Mio, saya juga
tidak tau alasannya manggil saya dengan nama itu. Nama panggilan saya yang ke
dua itu Imo, kalo ini yang kasi nama itu teman saya, dia penyiar radio,,hehe…saya
juga tak tahu alasannya manggil saya dengan Imo, pangilan ketiga itu yang
paling baru, pemberian dari senior saya dipanggil Huz sama tuh kakak, saya mah ogah
nyahut abisnya nama jadi rusak, kesannya kayak lagi ngusir Ayam…hus,,,hus,,,husss
Ternyata
tentang pemberian nama panggilan di bahas juga dalam Islam. Tapi ini bukan
panggilan khusus dari seorang pacar pada pacarnya tapi panggilan khusus dari
seorang suami kepada istri atau dari istri kepada suaminya.
Nah,
ini adaah artikelnya. Selamat membaca!!!....
Pernikahan adalah seni mengelola hubungan tingkat
tinggi karena melibatkan keintiman emosi yangkuat dan dekat. Juga proses
panjang pembelajaran yang kita tidak tau sampai kapan. Dan siapapun diantara
kita, menginginkan hasil karya bercita rasa tinggi untuk proses panjang
tersebut. Menyenangkan dipandang dan menenangkan dinikmati. Sebuah karya
bernama sakinah, mawaddah, warahmah.
Sayangnya ada hal yang kita lupakan atau memang
kita tidak tahu, bahwa selayaknya sebuah karya seni, hal-hal kecil sering
menjadi faktor kunci ketinggian estetika dan artistiknya. Sebuah pencapaian
indah. Sebuah persembahan sepenuh hati yang berkomitmen untuk mencapai
kesempurnaan tanpa henti. Ini mebutuhkan kepekaan yang tinggi karena kita
adalah manusia yang memiliki hati nurani.
Salah satu efek dahsyat dalam pengelolaan hubungan
ini adalah dengan memanggil seseorang dengan panggilan khusus. Sangat
sederhana, namun di balik itu terkandung energy pengikat cinta yang memiliki
daya rekat kuat. Panggilan yang menyenangkan, menyentuh, menentramkan. Membuat
sebuah hubungan menjadi semakin berwarna sebab si dia merasa special, merasa
istimewa, dan berbeda. Hubungan tidak lagi bernuansa mekanik, sehingga menjadi
lebih mesra, hangat, dan intim dibandingkan saat memanggil nama aslinya.
Meski panggilan khusus mengandung penerimaan,
penghargaan, dan penghormatan, itu sering dianggap tidak penting, yang
karenanya banyak diabaikan. Mungkin karena sungkan, malu, merasa lucu atau
perasaan perasaan lain yang mengikutinya atau bisa juga karena meremehkannya.
Padahal itu melukiskan hubungan yang akrab dan dekat, yang cair dan akrab tanpa
balutan formalitas dan kekakuan. Karena panggilan tidak hanya sekedar sebauh
sebutan. Ia adalah peneguh hubungan- hubungan emosi diantara kita. Hanya butuh
keberanian untuk memulai dan selanjutnya merubahnya menjadi sebuah kebiasaaan.
Studi tentang “ BAHASA CINTA ” menunjukkan bahwa
semakin unik senuah julukan atau kode kalimat yang dipakai untuk berkomunikasi
dengan sang kekasih, maka pasangan tersebut akan semakin merasa puas dan
bahagia dengan hubungan mereka karena adanya “insider language ”.
Bahasa khusus yang tidak ada dalam kamus dan hanya mereka yang tahu artinya. Hanya
mereka yang memakainya dan dalam sehari kita mungkin memanggilnya lebih dari 20
kali. Ini artinya, dalam 20 kali pula kita mengungkapkan rasa sayang melalui
panggilan mesra.
James Turdoff, PhD, seorang terapis relationship,
mengatakan, “Menggunakan nicknames dan bahasa yang dibuat sendiri adalah cara
yang mudah untuk menyampaikan komunikasi yang positif dalam hidup sehari-hari.
“Private language, menurutnya, juga merupakan cara yang baik untuk menampilkan
hubungan yang penuh kerjasama dan partner yang saling mendukung. Bahkan, ia
juga bisa membantu menyelesaikan masalah dengan kepala dingin.
Panggilan mesra yang baik adalah panggilan yang
hanya dimiliki oleh sepasang suami isteri. Artinya panggilan tersebut tidak
diucapkan oleh orang lain. Seperti halnya panggilan Nabi Muhammada SAW kepada
Aisyah: humairaa. Ibnu Katsir berkata, “Al Humairaa adalah bentuk tashghiir
dari kata al-hamraa yang berarti al-baidhaa’ atau wanita yang putih
kemerah-merahan. Panggilan ini khusus untuk Aisyah dari Rasulullah untuk Aisyah
dan tidak untuk yang lain.
Jadi, mari kita memilih panggilan itu; ummi,
bunda, yayang, abu, atau berbagai panggilan lain yang pantas. Atau malah membuatnya sendiri sesuai
kesepakatan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tinggalkan Jejak Anehmu.
Silahkan berkomentar ^_^.
ありがとう、Terima Kasih