Pages

Selasa, 05 Juni 2012

Panggilan Kesayangan


Panggilan kesayangan…hhhmmm
Semua orang yang punya pacar mungkin punya panggilan kesayangan buat pacarnya (kecuali saya)..hahhaha..... Saya rada aneh lebih tepatnya geli dan malu kalau harus manggil pacar dengan nama panggilan yang dibuat khusus untuknya...iihhh,,,contohnya kayak Syahrini yang manggil pacarnya dengan sebutan bubu, atau si A dengan panggilan yeobo pada pacarnya, atau dan atau yang lain….
Kalau soal panggilan khusus saya mah punya banyak….. #bangganya_punya_nama_banyakIni bukan keinginan saya, tapi ini hasil keisengan temen-temen saya yang ngasih nama panggilan untuk saya. nama panggilan tersebut jauh dari rasa romantis yang ada malah lucu dan kebanyakan jadi rusak nama saya. nama panggilan pertama yang dikasih tuh masuk dalam golongan nama normal yaitu Ima. Nama panggilanku sebenarnya Ami tapi hanya alasan gak matching sama nama panjang saya, jadinya saya dipanggil Ima. Pemberian nama kedua itu dari salah seorang teman saya, dia orang Jawa yang menetap di Makassar dia manggil saya dengan nama Mio, saya juga tidak tau alasannya manggil saya dengan nama itu. Nama panggilan saya yang ke dua itu Imo, kalo ini yang kasi nama itu teman saya, dia penyiar radio,,hehe…saya juga tak tahu alasannya manggil saya dengan Imo, pangilan ketiga itu yang paling baru, pemberian dari senior saya dipanggil Huz sama tuh kakak, saya mah ogah nyahut abisnya nama jadi rusak, kesannya kayak lagi ngusir Ayam…hus,,,hus,,,husss
Ternyata tentang pemberian nama panggilan di bahas juga dalam Islam. Tapi ini bukan panggilan khusus dari seorang pacar pada pacarnya tapi panggilan khusus dari seorang suami kepada istri atau dari istri kepada suaminya.
Nah, ini adaah artikelnya. Selamat membaca!!!....
Pernikahan adalah seni mengelola hubungan tingkat tinggi karena melibatkan keintiman emosi yangkuat dan dekat. Juga proses panjang pembelajaran yang kita tidak tau sampai kapan. Dan siapapun diantara kita, menginginkan hasil karya bercita rasa tinggi untuk proses panjang tersebut. Menyenangkan dipandang dan menenangkan dinikmati. Sebuah karya bernama sakinah, mawaddah, warahmah.
Sayangnya ada hal yang kita lupakan atau memang kita tidak tahu, bahwa selayaknya sebuah karya seni, hal-hal kecil sering menjadi faktor kunci ketinggian estetika dan artistiknya. Sebuah pencapaian indah. Sebuah persembahan sepenuh hati yang berkomitmen untuk mencapai kesempurnaan tanpa henti. Ini mebutuhkan kepekaan yang tinggi karena kita adalah manusia yang memiliki hati nurani.
Salah satu efek dahsyat dalam pengelolaan hubungan ini adalah dengan memanggil seseorang dengan panggilan khusus. Sangat sederhana, namun di balik itu terkandung energy pengikat cinta yang memiliki daya rekat kuat. Panggilan yang menyenangkan, menyentuh, menentramkan. Membuat sebuah hubungan menjadi semakin berwarna sebab si dia merasa special, merasa istimewa, dan berbeda. Hubungan tidak lagi bernuansa mekanik, sehingga menjadi lebih mesra, hangat, dan intim dibandingkan saat memanggil nama aslinya.
Meski panggilan khusus mengandung penerimaan, penghargaan, dan penghormatan, itu sering dianggap tidak penting, yang karenanya banyak diabaikan. Mungkin karena sungkan, malu, merasa lucu atau perasaan perasaan lain yang mengikutinya atau bisa juga karena meremehkannya. Padahal itu melukiskan hubungan yang akrab dan dekat, yang cair dan akrab tanpa balutan formalitas dan kekakuan. Karena panggilan tidak hanya sekedar sebauh sebutan. Ia adalah peneguh hubungan- hubungan emosi diantara kita. Hanya butuh keberanian untuk memulai dan selanjutnya merubahnya menjadi sebuah kebiasaaan.
Studi tentang “ BAHASA CINTA ” menunjukkan bahwa semakin unik senuah julukan atau kode kalimat yang dipakai untuk berkomunikasi dengan sang kekasih, maka pasangan tersebut akan semakin merasa puas dan bahagia dengan hubungan mereka karena adanya “insider language ”. Bahasa khusus yang tidak ada dalam kamus dan hanya mereka yang tahu artinya. Hanya mereka yang memakainya dan dalam sehari kita mungkin memanggilnya lebih dari 20 kali. Ini artinya, dalam 20 kali pula kita mengungkapkan rasa sayang melalui panggilan mesra.
James Turdoff, PhD, seorang terapis relationship, mengatakan, “Menggunakan nicknames dan bahasa yang dibuat sendiri adalah cara yang mudah untuk menyampaikan komunikasi yang positif dalam hidup sehari-hari. “Private language, menurutnya, juga merupakan cara yang baik untuk menampilkan hubungan yang penuh kerjasama dan partner yang saling mendukung. Bahkan, ia juga bisa membantu menyelesaikan masalah dengan kepala dingin.
Panggilan mesra yang baik adalah panggilan yang hanya dimiliki oleh sepasang suami isteri. Artinya panggilan tersebut tidak diucapkan oleh orang lain. Seperti halnya panggilan Nabi Muhammada SAW kepada Aisyah: humairaa. Ibnu Katsir berkata, “Al Humairaa adalah bentuk tashghiir dari kata al-hamraa yang berarti al-baidhaa’ atau wanita yang putih kemerah-merahan. Panggilan ini khusus untuk Aisyah dari Rasulullah untuk Aisyah dan tidak untuk yang lain.
Jadi, mari kita memilih panggilan itu; ummi, bunda, yayang, abu, atau berbagai panggilan lain yang pantas.  Atau malah membuatnya sendiri sesuai kesepakatan.
sumber: Majalah Islam Ar-Risalah
by Tri Asmoro K

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tinggalkan Jejak Anehmu.
Silahkan berkomentar ^_^.
ありがとう、Terima Kasih