Akhir-akhir ini saya lagi jatuh cintrong nonton drama Faith. Pemain
utamanya Lee Min Ho, dia berperan
sebagai Choi Young seorang Jendral yang sangat hebat pada masa dinasti Georyeo.
Karena penasaran saya pun mencari informasi tentang Jendral Choi Young dan
ternyata ada blog yang sudah lebih dulu bahas tentang ini, tapi gak papalah…
Choi Young, lahir th 1316 di Cheorwon, Propinsi Gangwon sebagai putra dari pejabat sipil. Sejak kecil, Choi Young telah memiliki tubuh yang kekar dan kekuatan yang luar biasa. Meskipun dilahirkan dalam keluarga pejabat sipil, Choi Young suka membaca buku strategi militer dan menguasai seni bela diri. Choi Young memulai karirnya sebagai petugas militer dengan menekan bajak laut Jepang di yang sekarang disebut propinsi Chungcheong. Bajak laut Jepang sudah merampok pantai Korea selama hampir 40 th pada abad ke-14. Dengan mengalahkan bajak laut ini, Choi Young mampu menjadi Jenderal. Meskipun dilahirkan dari keluarga berada, Choi Young sejak awal memiliki sifat sederhana. Cara hidupnya digambarkan sebagai cara hidup pejuang. Choi Young tidak terlalu mempedulikan baju yang dipakai atau makanannya. Dia bahkan menolak kain-kain halus dan kesenangan lain meskipun ia menjadi terkenal dan bisa dengan mudah menikmati semuanya. Choi Young tidak menyukai orang yang menginginkan barang2 mahal dan ia menganggap kesederhanaan sebagai suatu kebaikan. Motto Choi Young yang diwariskan oleh ayahnya, "Jangan menjadi silau akan emas/kekayaan."
Th 1352, di usianya
yang ke-36, Choi Young menjadi pahlawan nasional karena berhasil menghancurkan
pemberontakan Jo Il Shin yang mengepung istana dan membunuh banyak pejabat. Th
1355, membantu Yuan mengatasi pemberontakan Turban Merah. Karena Goryeo sangat
bergantung pada Yuan, maka Goryeo wajib membantu Yuan. Jend. Choi Young dikirim
ke Yuan untuk membantu memberantas pemberontakan. Dia berhasil memenangkan
hampir 30 pertempuran yang berbeda. Keberhasilan ini membuatnya semakin
terkenal dan dipuja di Goryeo. Choi Young pulang ke Goryeo dan menghadap Raja
Gongmin. Ia melaporkan masalah internal dinasti Yuan. Raja Gongmin jadi punya
ide dan merasa ini waktu yang tepat untuk mengklaim kembali daerah-daerah di
Utara yang sebelumnya dikuasai Yuan. Choi Young sekali lagi berperang untuk
mendapatkan kota2 di Barat Sungai Yalu demi Raja Gongmin dan Goryeo. Choi Young
sempat menjadi Walikota Pyongyang dan usahanya untuk meningkatkan produksi
pangan dan memberantas kelaparan membuatnya semakin terkenal dan disebut
sebagai Pahlawan Nasional.
Th 1363, Choi Young
semakin cemerlang saat seorang Menteri berkuasa bernama Kim Yon-an mencoba
menggulingkan pemerintahan. Choi Young mengumpulkan kekuatan-nya dan
mengalahkan 10ribu pasukan Yuan yang menyerang Goryeo untuk membantu Kim
Yon-an. Penghianatan yang dialami Choi Young Raja Gongmin merasa bahwa nyawanya
akan diselamatkan oleh pendeta Budha. Raja mengangkat seorang biksu bernama
Shin Don menempati posisi yang strategis di kabinetnya dan membiarkan biksu itu
memiliki pengaruh besar. Awalnya, Shin Don benar2 menunjukkan perhatian pada
kehidupan rakyat yang ditentang oleh para Menteri. Tapi dengan dukungan Raja,
Shin Don justru semakin kejam dan korup. Choi Young yang selalu menentang
korupsi, menjadi satu-satunya orang di negara itu yang mencurigai Shin Don.
Shin Don merancang tuduhan palsu untuk Choi Young. Sehingga Choi Young dibuang
selama 6 tahun. Choi Young hampir saja dieksekusi. Setelah Shin Don mati, Choi
Young dikembalikan lagi ke posisi semula dan langsung diminta menyiapkan armada
untuk bertempur dengan bajak laut Jepang dan membasmi sisa kekuatan Yuan di
Pulau Jeju. Pasukan Choi Young, meskipun terlibat pertempuran seru dengan
Pasukan Yuan, berhasil membebaskan Pulau Jeju. Th 1376, Saat Jend. Choi Young
sudah berusia 60th, Bajak Laut Wokou merebut Kota Gongju. Choi Young dan anak
buahnya Yi Seonggye menggunakan bubuk mesiu yang diperoleh ilmuwan Cina Choi Mu
Seon dari pedagang untuk mengalahkan bajak laut dan mendapatkan kembali Gongju.
Akhir Hidup Choi
Young (1316-1388) Dinasti Ming di Cina berhasil mengalahkan Yuan dan menguasai
Manchuria juga sebagian dari Timur Laut Goryeo. Th 1388, Jend Yi Seonggye
diperintah untuk menggunakan pasukannya untuk mengusir pasukan Ming keluar dari
semenanjung Goryeo dan menguasai Liaodong. Tapi, Jend Yi yang menikmati
dukungan dari para pejabat tinggi dan popularitas sebagai Jenderal, memutuskan
untuk kembali ke Ibukota, Gaesong dan memicu kudeta. Insiden ini sangat
terkenal dan menjadi tanda pertama dari perubahan suatu Dinasti. Saat Yi
Seonggye kembali ke ibukota. Jend Choi Young sudah menyiapkan pasukan untuk
bertempur di istana, tapi kalah dengan pasukan Yi. Jend. Choi Young kalah dan
dibuang ke Goyang. Dia kemudian dipenggal atas nama pemerintahan yang dipegang
Yi Seonggye.
kuburan Jendral Choi Young
Sebelum dieksekusi,
Choi Young berkata : "Rumput tidak akan pernah tumbuh di atas
kuburanku." Kematiannya adalah kematian yang tidak adil. Dan sejarah
membuktikan bahwa memang tidak ada rumput yang tumbuh di atas kuburannya, ini
terkenal dengan sebutan Jeokbun yang artinya kuburan merah, karena tanah yang
berwarna merah.
Baru pada th 1979,
rumput mulai tumbuh di atas kuburan Jend. Choi Young. Jend. Choi Young telah
mempertaruhkan nyawanya beberapa kali demi Goryeo dan kesetiaan itu akhirnya
meminta nyawanya. Sementara Jend Yi Seonggye mendirikan Dinasti baru. Yaitu
Dinasti Joseon. Yi Seonggye adalah Raja pertama Joseon. Raja Taejo. Dinasti
Goryeo akhirnya menghilang dalam sejarah. Peninggalan Choi Young Hidup Choi
Young dan juga dinasti Goryeo telah berakhir, tapi sang Jenderal terus hidup
dalam hati dan ingatan masyarakat. Choi Young terkenal sebagai seorang pria
yang berintegritas yang mengikuti nasihat ayahnya untuk tidak tergiur oleh
emas. Rakyat mengagumi Choi Young karena kejujuran dan kegagahannya. Dan
menyebutnya sebagai Penyelamat Negara. Visi Choi Young terus berlanjut sampai
sekarang, dan terus hidup sebagai kekuatan yang mendorong Militer Korea.
Kuil Choi Young
Kuil Jend. Choi Young terletak di atas tebing barat laut Pulau
Chujado SD Daeseo. Kuil itu punya tanda : Kuil Choi Young, Batas Terlarang. Ada
tanda dengan ukiran : Monumen Terlarang. Ditempatkan di bagian depan, tapi
banyak hurufnya yang sudah tidak jelas lagi. Di altar tertulis : Jenderal Besar
Choi Young Latar belakang pendirian Kuil Dalam th ke-23 pemerintahan Raja
Gongmin - Goryeo (1374). Tamra meminta Jend Choi Young untuk menangkap semua
pengungsi Yuan di P. Jeju. Saat Jend Choi Young berlayar ke Jeju, ia harus
berhenti di P. Chujado karena angin keras. Dari tanggal 24 -28 Agustus 1374.
Choi Young juga berhenti di pulau itu dalam perjalanannya pulang, dari 23
September - 10 Oktober setelah menangkap semua pengungsi. Choi Young tidak
berpangku tangan saat menunggu angin berhenti. Choi Young mengajar penduduk
Pulau Chujado cara membuat jaring untuk menangkap ikan. Jaring ala Choi Young
benar2 membantu kehidupan penduduk Chujado. Penduduk P. Chujado mendirikan kuil
ini sebagai bentuk terima kasih pada choi Young. Mereka juga berdoa setiap hari
Raya Budha dan setiap Desember dari kalender bulan. Selain itu, kuil ini
didirikan karena Jend Choi Young juga sering melindungi pulau ini dari serangan
Jepang di akhir dinasti Goryeo. Kuil yang kita lihat sekarang dibangun kembali
th 1974. Bangunannya memiliki 3 unit di depan dan 2 unit di samping. Gerakan
Choe Yeong dalam Taekwondo Choe Yeong /45 gerakan dalam Taekwondo dinamakan
berdasar nama Jend Choi Young, Jend besar Dinasti Goryeo abad 14. Choi Young
mendapat penghormatan besar karena kesetiaan, patriotisme, dan kerendahan
hatinya. Dia dieksekusi oleh anak buahnya, Jend Yi Seonggye, yang kelak akan
menjadi Raja pertama Dinasti Joseon. Kapal Perang dengan nama Choi Young :
sumber :
source gambar:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tinggalkan Jejak Anehmu.
Silahkan berkomentar ^_^.
ありがとう、Terima Kasih