Pages

Rabu, 10 Oktober 2012

Jendral Choi Young

Akhir-akhir ini saya lagi jatuh cintrong nonton drama Faith. Pemain utamanya  Lee Min Ho, dia berperan sebagai Choi Young seorang Jendral yang sangat hebat pada masa dinasti Georyeo. Karena penasaran saya pun mencari informasi tentang Jendral Choi Young dan ternyata ada blog yang sudah lebih dulu bahas tentang ini, tapi gak papalah…

Choi Young, lahir th 1316 di Cheorwon, Propinsi Gangwon sebagai putra dari pejabat sipil. Sejak kecil, Choi Young telah memiliki tubuh yang kekar dan kekuatan yang luar biasa. Meskipun dilahirkan dalam keluarga pejabat sipil, Choi Young suka membaca buku strategi militer dan menguasai seni bela diri. Choi Young memulai karirnya sebagai petugas militer dengan menekan bajak laut Jepang di yang sekarang disebut propinsi Chungcheong. Bajak laut Jepang sudah merampok pantai Korea selama hampir 40 th pada abad ke-14. Dengan mengalahkan bajak laut ini, Choi Young mampu menjadi Jenderal. Meskipun dilahirkan dari keluarga berada, Choi Young sejak awal memiliki sifat sederhana. Cara hidupnya digambarkan sebagai cara hidup pejuang. Choi Young tidak terlalu mempedulikan baju yang dipakai atau makanannya. Dia bahkan menolak kain-kain halus dan kesenangan lain meskipun ia menjadi terkenal dan bisa dengan mudah menikmati semuanya. Choi Young tidak menyukai orang yang menginginkan barang2 mahal dan ia menganggap kesederhanaan sebagai suatu kebaikan. Motto Choi Young yang diwariskan oleh ayahnya, "Jangan menjadi silau akan emas/kekayaan."

Th 1352, di usianya yang ke-36, Choi Young menjadi pahlawan nasional karena berhasil menghancurkan pemberontakan Jo Il Shin yang mengepung istana dan membunuh banyak pejabat. Th 1355, membantu Yuan mengatasi pemberontakan Turban Merah. Karena Goryeo sangat bergantung pada Yuan, maka Goryeo wajib membantu Yuan. Jend. Choi Young dikirim ke Yuan untuk membantu memberantas pemberontakan. Dia berhasil memenangkan hampir 30 pertempuran yang berbeda. Keberhasilan ini membuatnya semakin terkenal dan dipuja di Goryeo. Choi Young pulang ke Goryeo dan menghadap Raja Gongmin. Ia melaporkan masalah internal dinasti Yuan. Raja Gongmin jadi punya ide dan merasa ini waktu yang tepat untuk mengklaim kembali daerah-daerah di Utara yang sebelumnya dikuasai Yuan. Choi Young sekali lagi berperang untuk mendapatkan kota2 di Barat Sungai Yalu demi Raja Gongmin dan Goryeo. Choi Young sempat menjadi Walikota Pyongyang dan usahanya untuk meningkatkan produksi pangan dan memberantas kelaparan membuatnya semakin terkenal dan disebut sebagai Pahlawan Nasional.

Th 1363, Choi Young semakin cemerlang saat seorang Menteri berkuasa bernama Kim Yon-an mencoba menggulingkan pemerintahan. Choi Young mengumpulkan kekuatan-nya dan mengalahkan 10ribu pasukan Yuan yang menyerang Goryeo untuk membantu Kim Yon-an. Penghianatan yang dialami Choi Young Raja Gongmin merasa bahwa nyawanya akan diselamatkan oleh pendeta Budha. Raja mengangkat seorang biksu bernama Shin Don menempati posisi yang strategis di kabinetnya dan membiarkan biksu itu memiliki pengaruh besar. Awalnya, Shin Don benar2 menunjukkan perhatian pada kehidupan rakyat yang ditentang oleh para Menteri. Tapi dengan dukungan Raja, Shin Don justru semakin kejam dan korup. Choi Young yang selalu menentang korupsi, menjadi satu-satunya orang di negara itu yang mencurigai Shin Don. Shin Don merancang tuduhan palsu untuk Choi Young. Sehingga Choi Young dibuang selama 6 tahun. Choi Young hampir saja dieksekusi. Setelah Shin Don mati, Choi Young dikembalikan lagi ke posisi semula dan langsung diminta menyiapkan armada untuk bertempur dengan bajak laut Jepang dan membasmi sisa kekuatan Yuan di Pulau Jeju. Pasukan Choi Young, meskipun terlibat pertempuran seru dengan Pasukan Yuan, berhasil membebaskan Pulau Jeju. Th 1376, Saat Jend. Choi Young sudah berusia 60th, Bajak Laut Wokou merebut Kota Gongju. Choi Young dan anak buahnya Yi Seonggye menggunakan bubuk mesiu yang diperoleh ilmuwan Cina Choi Mu Seon dari pedagang untuk mengalahkan bajak laut dan mendapatkan kembali Gongju.

Akhir Hidup Choi Young (1316-1388) Dinasti Ming di Cina berhasil mengalahkan Yuan dan menguasai Manchuria juga sebagian dari Timur Laut Goryeo. Th 1388, Jend Yi Seonggye diperintah untuk menggunakan pasukannya untuk mengusir pasukan Ming keluar dari semenanjung Goryeo dan menguasai Liaodong. Tapi, Jend Yi yang menikmati dukungan dari para pejabat tinggi dan popularitas sebagai Jenderal, memutuskan untuk kembali ke Ibukota, Gaesong dan memicu kudeta. Insiden ini sangat terkenal dan menjadi tanda pertama dari perubahan suatu Dinasti. Saat Yi Seonggye kembali ke ibukota. Jend Choi Young sudah menyiapkan pasukan untuk bertempur di istana, tapi kalah dengan pasukan Yi. Jend. Choi Young kalah dan dibuang ke Goyang. Dia kemudian dipenggal atas nama pemerintahan yang dipegang Yi Seonggye.

kuburan Jendral Choi Young

Sebelum dieksekusi, Choi Young berkata : "Rumput tidak akan pernah tumbuh di atas kuburanku." Kematiannya adalah kematian yang tidak adil. Dan sejarah membuktikan bahwa memang tidak ada rumput yang tumbuh di atas kuburannya, ini terkenal dengan sebutan Jeokbun yang artinya kuburan merah, karena tanah yang berwarna merah.


Baru pada th 1979, rumput mulai tumbuh di atas kuburan Jend. Choi Young. Jend. Choi Young telah mempertaruhkan nyawanya beberapa kali demi Goryeo dan kesetiaan itu akhirnya meminta nyawanya. Sementara Jend Yi Seonggye mendirikan Dinasti baru. Yaitu Dinasti Joseon. Yi Seonggye adalah Raja pertama Joseon. Raja Taejo. Dinasti Goryeo akhirnya menghilang dalam sejarah. Peninggalan Choi Young Hidup Choi Young dan juga dinasti Goryeo telah berakhir, tapi sang Jenderal terus hidup dalam hati dan ingatan masyarakat. Choi Young terkenal sebagai seorang pria yang berintegritas yang mengikuti nasihat ayahnya untuk tidak tergiur oleh emas. Rakyat mengagumi Choi Young karena kejujuran dan kegagahannya. Dan menyebutnya sebagai Penyelamat Negara. Visi Choi Young terus berlanjut sampai sekarang, dan terus hidup sebagai kekuatan yang mendorong Militer Korea.

  Kuil Choi Young

Kuil Choi Young berlokasi di Desa Daeseori, Jeju. 155 Daeseo-ri Chuja-myeon, Jeju. Telp : 064-710-6656 
Kuil Jend. Choi Young terletak di atas tebing barat laut Pulau Chujado SD Daeseo. Kuil itu punya tanda : Kuil Choi Young, Batas Terlarang. Ada tanda dengan ukiran : Monumen Terlarang. Ditempatkan di bagian depan, tapi banyak hurufnya yang sudah tidak jelas lagi. Di altar tertulis : Jenderal Besar Choi Young Latar belakang pendirian Kuil Dalam th ke-23 pemerintahan Raja Gongmin - Goryeo (1374). Tamra meminta Jend Choi Young untuk menangkap semua pengungsi Yuan di P. Jeju. Saat Jend Choi Young berlayar ke Jeju, ia harus berhenti di P. Chujado karena angin keras. Dari tanggal 24 -28 Agustus 1374. Choi Young juga berhenti di pulau itu dalam perjalanannya pulang, dari 23 September - 10 Oktober setelah menangkap semua pengungsi. Choi Young tidak berpangku tangan saat menunggu angin berhenti. Choi Young mengajar penduduk Pulau Chujado cara membuat jaring untuk menangkap ikan. Jaring ala Choi Young benar2 membantu kehidupan penduduk Chujado. Penduduk P. Chujado mendirikan kuil ini sebagai bentuk terima kasih pada choi Young. Mereka juga berdoa setiap hari Raya Budha dan setiap Desember dari kalender bulan. Selain itu, kuil ini didirikan karena Jend Choi Young juga sering melindungi pulau ini dari serangan Jepang di akhir dinasti Goryeo. Kuil yang kita lihat sekarang dibangun kembali th 1974. Bangunannya memiliki 3 unit di depan dan 2 unit di samping. Gerakan Choe Yeong dalam Taekwondo Choe Yeong /45 gerakan dalam Taekwondo dinamakan berdasar nama Jend Choi Young, Jend besar Dinasti Goryeo abad 14. Choi Young mendapat penghormatan besar karena kesetiaan, patriotisme, dan kerendahan hatinya. Dia dieksekusi oleh anak buahnya, Jend Yi Seonggye, yang kelak akan menjadi Raja pertama Dinasti Joseon. Kapal Perang dengan nama Choi Young :




sumber : 
Kadorama-recaps.blogspot.com http://kadorama-recaps.blogspot.com/2012/08/general-choi-young-guardian-of-goryeo.html

source gambar: 



 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tinggalkan Jejak Anehmu.
Silahkan berkomentar ^_^.
ありがとう、Terima Kasih