Malam ini
udara sedikit dingin mungkin karena hujan tadi sore yang masih menyisakan
dinginnya untuk malam ini. Tirai merah maroon melambai-lambai ditiup angin dari
jendela yang masih terbuka. Saat aku berniat untuk menutupnya mataku menangkap
sosok yang melambaikan tangannya sembari tersenyum. Aku bergegas ke beranda
untuk menemuinya. Kudapati ia duduk di kursi kayu favoritku sedang menatap
tanaman bunga yang ada di depannya. Ia menyadari langkah kakiku dan kemudian
menoleh. Tangan kanannya mengisyaratkan padaku untuk duduk di sampingnya. Aku memilih
duduk di seberangnya. Dia hanya tersenyum melihat tingkahku yang sedikit mengabaikannya.
Seperti
biasa, hanya diam tanpa bicara keheningan terasa merambat dan menggantung di atas kepala menjadikan udara
dingin semakin terasa. Serasa beku.
“Aku
datang untuk menjengukmu.” Ucapmu memecah kebekuan. “Aku senang kali ini aku
tepat waktu. Tadinya aku khawatir karena mungkin kau tak akan menyadarinya
seperti waktu itu.” Ia tersenyum menatapku.