Malam itu, aku
menemanimu bercerita lewat handphone. Capek selama perjalanan dari kampung ke
Makassar sangat menguras tenagaku. Aku belum betul betul pulih, di tengah rasa pusing
dan sakit pada telapak kakiku aku masih mencoba untuk mendengarkan ceritamu,
keluh kesahmu. Cerita tentang perjalanan skripsimu yang mengalami kemandekan,
cerita
tentang suasana lebaranmu di sana, cerita tentang apa saja yang ingin kau
ceritakan. Sesekali terjadi perdebatan kecil, seperti malam itu memperdebatkan
sebuah kata “forever”. Sampai sejauh ini aku hanya menjadi pendengar, pendengar
ceritamu. Entah kenapa, aku lebih suka mendengarkan ceritamu, kisahmu, tanpa
harus menceritakan kisahku.
Aku mendengarkan
kisahmu, tanpa sadar aku mendongakkan kepala melihat salah satu ciptaan Tuhan
yang bersinar sangat terang malam itu, Moon. Malam itu, bulan tampak seperti Lemon.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tinggalkan Jejak Anehmu.
Silahkan berkomentar ^_^.
ありがとう、Terima Kasih