Pages

Minggu, 23 Desember 2012

Nostalgia


Ami, suka ko nonton Wiro Sableng? Tanya salah seorang temanku
jang ko bilang, serial laga favorit ku itu.” 

Yah, itu adalah percakapan saya dan teman-teman saya di hari terakhir UAS. Waktu itu kami sedang mengerjakan tugas akhir UAS mata kuliah seminar pra skripsi. Kami berhenti sejenak dari tugas yang bikin beberapa teman saya termasuk saya begadang sampe subuh untuk mengerjakannya. Entah kenapa, percakapan kami tiba-tiba membahas topik tentang serial drama Indonesia zaman dulu. Kami memiliki pendapat yang sama bahwa serial drama yang dulu masih lebih menarik dan lebih berbobot dibandingkan dengan sekarang. 

Kami pun langsung bernostalgia kembali ke masa-masa SD. Drama serial laga saat itu yang paling banyak diminati terutama saya. saya sangat suka nonton drama laga Wiro Sableng, Angling Dharma, Misteri Gunung Merapi (saya sudah agak lupa). Menurutku itu bukan sesuatu yang harus merasa malu untuk diakui. Drama serial yang anak-anak yang bertemakan hero seperti Panji Manusia Milenium, dengan warna kostum yang khas hitam perak. Saking populernya sampe banyak yang jual baju mirip tokoh panji lengkap dengan kain gorden dibelakangnya (maksud saya, sayap2 yang dibagian belakang bajunya), trus, ada saras 008, Jini oh Jini, Jin dan Jun, Tuyul dan Mbak Yul, Lorong Waktu, (apa lagi yah?) Entah kenapa, drama zaman dulu itu lebih terasa gregetnya dari pada sekarang.
 

Percakapan kami pun berlanjut membahas tentang telenovela. Sebelum Indonesia terkena demam Korea, telenovela sudah lebih dulu meramaikan dunia hiburan tanah air. Sebut saja Betty La Vea, Esmeralda, Dulce Maria, Maria Belen, Rosalinda, Marimar, Paulina, Maria Cinta yang Hilang, Florecita Gadis Bunga, Amigos Mulai dari anak-anak, tante-tante, ibu-ibu, semua suka nonton telenovela. Zaman dulu telenovela begitu populer dan digemari di Indonesia. Tidak hanya perempuan yang suka nonton telenovela tetapi laki-laki pun ada yang suka nonton telenovela (walaupun Cuma seiprrit), buktinya guru SD ku suka banget nonton Dulce Maria padahal dia laki-laki. Sampe-sampe ada istilah cerita hidupmu sudah kayak telenovela.


Setelah era kepopuleran telenovela mulai memudar, drama Taiwan mulai masuk di Indonesia, bahkan beberapa diantaranya di remake kembali oleh Indonesia. Sebut saja diantaranya yang masih saya ingat, Snow Angel ditayangin di SCTV, Mars ditayangin di Indosiar, Meteor Garden (yang sebenarnya cerita asli dari manga popular Jepang, kemudian dibuat versi dramanya oleh Taiwan, kemudian dibuat dramanya versi Jepang, setelah itu dibuat dramanya versi Korea, versi indonesianya kalo gak salah judulnya Cinta Kampus, yang main Leony sama Roger Danuarta), The Devil Beside You, At The Dolphin Bay (sempat dibuat versi Indonesianya yang main Arifin Ilham sama Asmirandah saya lupa apa judulnya), Twins.

At The Dolphin Bay

 Meteor Garden

Mars

Devil Beside You...Favorite saya nih... ^_^

Twins

Snow Angel

Setelah era drama Taiwan, yang paling menyentak dunia adalah Halyu Wave. Tidak bisa dipungkiri banyak anak muda Indonesia (tidak terkecuali saya) yang tergila-gila (tapi saya gak gila-gila amat) dengan segala hal yang berbau korea. Mulai dari drama, style berpakaian, style rambut, style make up, makanan, budaya, bahasa, drama, Boyband, Girlband, semuanya  menarik. 

Saya jadi berpikir, apa yang sebenarnya  hilang dari industry pertelevisian Indonesia? Indonesia seolah telah kehabisan ide untuk menghasilkan drama yang baik bagi penikmatnya. Scenario yang hampir mirip dan hampir bisa ditebak cerita di akhir episode, lokasi shooting yang monoton (ada juga beberapa ftv yang shooting dengan mengambil lokasi tempat-tempat di Indonesia seperti Bali dan Jogja, yang suka nonton ftv pasti tau), tapi tetap saja semuanya terasa membosankan. Untuk masalah akting mereka tetap adalah orang yang hali dalam hal itu. Walaupun seperti itu, tapi bukan berarti sinetron tidak ada peminatnya, peminat sinetron masih tetap tinggi (termasuk ibu saya,,,hehehe). Hanya saja bagi saya itu sangat membosankan. Jadi, apa perbedaan sinetron Indonesia dengan drama Taiwan, drama korea, dan telenovela?

Menurut saya hal  paling mendasar yang paling membedakan adalah lokasi Shooting dan jalan cerita. Drama Taiwan dan drama korea banyak mengambil tempat-tempat terbaik untuk dijadikan latar cerita dalam drama. Secara tidak langsung mempromosikan tempat-tempat wisata yang ada di suatu daerah, tapi bukan berarti hanya tempat bagus saja yang dijadikan lokasi shooting, terkadang ditampilkan juga gambaran lain dari gemerlapnya ibu kota, seperti lokasi pinggiran dll, jalan ceritanya juga sangat menarik terutama romancenya,,hehehhe. Sedangkan telenovela, jalan ceritanya yang secara kreatif oleh writer dibuat menjadi menarik. Kalau soal akting dari aktor dan aktrisnya saya rasa Indonesia juga tidak kalah dengan Negara-negara lain. Gaya berakting aktor dan aktris Indonesia mempunyai kelebihan dan gaya mereka masing-masing. Sinetron terbaik menurut saya adalah Para Pencari Tuhan dan Kiamat Sudah Dekat. Sinetron ini beda dari sinetron yang lain Konflik sosial yang sedang dialami masyarakat Indonesia dikemas secara apik dengan memasukkan komedi dan nilai-nilai budaya serta agama di dalamnya (saya udah kayak pakar dan pengamat sintron serta dramangehehehe #gubrakkk) dan juga Si Doel Anak Sekolahan. 

Bagaimana dengan film India? Mengapa film India yang ciri khasnya pasti ada adegan nyanyi sama nari orang sekampung layaknya flashmob tidak saya bahas menurut era? Menurutku film India atau Bollywood  itu akan selalu ada di hati masyarakat Indonesia (saya salah satu penggemar film India), tidak akan ada matinya. Dari dulu sampe sekarang, film-film India masih selalu di tayangkan di chanel-chanel swasta Indonesia. Film India seolah sudah merasuk dan menjadi bagian dari Indonesia, mengapa? Karena musik India memiliki kesamaan dengan musik dangdut, musik masyarakat Indonesia.

Yah, dari semua fase-fase itu, saya adalah penyuka drama laga, telenovela, drama Taiwan (tapi hanya beberapa yang saya suka nonton), film India, dan drama Korea. Kenapa gak ada drama Jepang? Padahal saya kan jurusan sastra Jepang? Saya agak terlambat suka sama drama Jepang. Drama Jepang pertama yang saya nonton adalah Itazurana Kiss. Hehehhekebanyakan saya nonton anime bukan Dorama.
Kalo drama cina saya gak terlalu ingat, ingatnya Cuma siluman ular putih..hehhehe.. kalo film cina mah gak usah di bilang,,banyak

 Legenda Siluman Ular Putih

Itulah beberapa nostalgia tentang sesuatu yang pernah popular di Indonesia. Kalau kamu?





28 komentar:

  1. hahaha. Wiro sableng, ini sinetron laga yang tayang pas jamannya saya SD, saya sampai ingat di salah satu episodenya yang judulnya "Sepasang setan dari Tenggarong" pas waktu itu pemeran wiro sableng adalah ken-ken, dia luka parah dan setelah itu pemerannya diganti, setelah diganti saya jadi rada bingung karena sudah terbiasa sama pemerannya yang dulu mungkin. rasanya malah aneh.

    Nostalgia banget dah, saya juga sempat punya beberapa bukunya, salah satunya yaitu yang perjalanan wiro sableng, naga kuning dan siapa mungkin yang satunya, saya lupa namanya. Mereka terbawa ke negeri bernama "Latanah Silam". Keren dah pokoknya.

    Sinetron Sekarang bagaimana?
    No comment dah.

    BalasHapus
    Balasan
    1. wah, hebat..masih bisa ingat cerita judul episode sama ceritanya....kalo saya mah dah lupa ^_^
      iya, saya juga agak aneh pas ken ken diganti,,,,udah terlanjur melekat sm dia karakter Wiro Sableng,,,ehehhe

      Hapus
  2. huahahaha gue suka bgt dulu nntn wiro sableng XD

    BalasHapus
  3. Kalau sekarang sinetron naek Elang, hahahaha

    BalasHapus
  4. kangen ka ma amigos , apalagi ma dulce maria hhahaha telenovela ohh telenovela engkau uda diganti ma sinetron2 korea hahaha :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. sp yg kita suka klo di amigos? klo sy, ku suka santiago...hehhe

      Hapus
  5. gue cuma inget beberapa film zaman dulu, wiro sableng sama amigos. seandainya film itu ditayangin lagi pasti bakaln keren tuh :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. yup,,,klo di tayangin lg sy ykin psti msi bnyak yg mw nonton... :p

      Hapus
  6. wua..
    jadi pengen nonton film2 dulu lagi..
    apalagi dulce maria.. :)

    BalasHapus
  7. Benar2 brnostalgia, hogat bgt sma telenovela yg ad anak kcil n bundadari nya, eh ups bukan ya? Bidadari atau ibunya it lo.

    BalasHapus
  8. Gue waktu kecil juga suka nonton serila laga macam angkling dharma gitu kak. Kalo dulu sih gue rasa kesan tempatnya masih natural. Gaada efek animasi yang gak banget kayak sekarang. Dulu juga kalo ceritanya kerajaan ya asli kerajaan. Gaada tuh ceritanya raja naik mobil. Kadang gue jadi sebel sendiri kalo liat tivi jaman sekarang. Mendingan gue nonton berita deh daripada nonton serial yang gajelas gitu -,-

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sependapat ...

      Saya lupa semua film jadul yang ingat cuma Angkling Dharma :D

      Hapus
    2. bener banget,,,terlalu banyak efek animasinya...klo angling dharma adegan terbangnya beneran terbang dgn bantuan tali...gak pke efek animasi.

      Hapus
  9. dulu sih sukanya sama tuyul dan mbak yul, yg inyong2 itu lho,, kalo sekarang tayangan sinetronnya .... elu tau sendiri lah

    BalasHapus
  10. Saya jadi kangen nton film2 lama..
    teringat jum'at siang bolong pasti ada film SUZANNA..!!
    hahahah...
    #lama ga natap tivi.. :(

    BalasHapus
  11. Film2 zaman dulu kayak Jini Oh Jini, Jin dan Jun, Misteri gunung berapi (dgn tokoh mak lampir), angling dharma (satu2ny film yg legal untuk ditonton rame-rame) memang ngangeni, APalagi Wiro Sableng,
    tp udah hilang dari peredaran film2 indonesia *gak diputar lagi,,,,...

    kalau kera sakti, mungkin masih ada...

    BalasHapus
  12. duile pilm jaman kolobendu masih inget aja hahaha

    BalasHapus
  13. wih itu drama yg gua suka, dulu gua juga sering nonton itu .

    BalasHapus
  14. Kalau gue sih suka juga nonton Wiro sableng dulu karena ada lucunya. Kalau drama korea gue gak suka :))

    BalasHapus
  15. waaahh itu wiro sableng paporit banget itu.. kalo telenopelanya si maria belen sama amigos..
    jadi kangeeeen pengen nonton pilem itu lagi >.<

    BalasHapus

Tinggalkan Jejak Anehmu.
Silahkan berkomentar ^_^.
ありがとう、Terima Kasih