Cloudly Eyes

Jumat, 7 Juni 2013. Hari yang mendung. Hujan yang pada awalnya gerimis perlahan semakin deras. Pukul 19.49, sebuah sms masuk. Kulihat nama pengirimnya, tertera nama salah seorang sepupu. Deg, jantungku berdetak kencang. Aku membaca sms itu dengan perasaan cemas. Nenekku sedang berjuang (Sakratul maut). Aku berdo’a dalam hati, Ya Allah berikanlah kekuatan pada nenekku. Yah, nenekku sudah lama sakit. Ku putuskan menelfon sepupuku untuk menanyakan situasi di sana. Yah, jarak yang jauh membuatku sedikit frustasi. Keadaan yang membuatku tak bisa berada di sana, bersama-sama dengan keluarga ku.

Mata mulai meredup, aku mengantuk. Tapi, mataku tak biasa terpejam mengingat keadaan nenekku di sana. Aku mencoba untuk berbaring, siapa tau dengan berbaring aku bisa tertidur. Katanya, aku harus tidur.Pukul 23.07, sebuah sms masuk mengatakan nenekku telah tiada. Ya Allah, Innalillahi Wa Inna Ilaihi Raji’un. Jantungku seolah berhenti berdegup, tak percaya dengan apa yang ku baca. Tangan gemetar, ku pencet tombol untuk menghubungi sepupuku tapi tak berhasil. Aku memutuskan untuk menelfon adikku yang nasibnya sama dengan ku, memberitahukan kabar duka ini. Aku berusaha sekuat tenaga agar tak menangis. Sebuah pesan masuk menanyakan ada apa denganku karena aku terlihat panik. Aku tak berani untuk membalasnya. Aku takut, ketika aku memberitahukan apa yang sedang terjadi air mataku tak bisa ku bending. Ku urungkan untuk tidak membalasnya dulu.

Aku menelfon salah seorang temanku untuk menjemputku di kampus. Dalam perjalanan pulang, air mataku tumpah. Temanku bingung mau melakukan apa. Aku tak ingin orang lain tahu kalau aku menangis, tak ingin mereka melihatku dalam keadaan seperti ini. Tapi, kesedihanku tak dapat ku tahan lagi. sesampainya di kos, ku tumpahkan tangisku rasanya sesak sekali. Ingin melepaskan semuanya tapi tak bisa karena tak ingin orang lain tahu keadaanku. Sedikit lemas aku berjalan untuk mengambil air wudhu dan membacakan surah Yasin untuk almarhumah nenek. Aku teringat kalimat yang pernah diucapkan oleh amarhuma nenek saat aku pulang kampong tahun lalu. “Tahun depan, kalau kalian pulang ke kampung, aku telah tiada”. Saat almarhumah mengucapkan kalimat itu aku hanya bisa menjawab “Nenek jangan bilang begitu, saya jadi sedih”. Tak menyangka kalimat yang diucapkan nenekku terbukti. Tahun ini ketika aku pulang kampung nenek telah tiada.

 In Memoriam my Lovely Grandma.

Semoga ditempatkan di tempat yang layak di sisi-Nya. Amin