Pages

Minggu, 12 Mei 2013

Anak Kecil Yang Terasingkan


Saat itu sore hari, aku sedang menunggu pesanan Batagorku selesai dibuat.
Saat itulah aku melihatnya, anak kecil itu datang menghampiri gerobak penjual Batagor.
Kuperhatikan dirinya, anak itu tak beralas kaki, ia memegang sebungkus susu Dancow di tangannya.
“Mas, Batagor ta’ satu”, katanya pada mas-mas penjual Batagor.
Aku masih memperhatikan anak itu dengan rasa penasaran.
Sepertinya perkataan anak itu tak dipedulikan oleh si penjual Batagor.
Siapakah anak itu? Mengapa ia sengaja diacuhkan?
Ku edarkan pandanganku, sepertinya orang-orang tau siapa anak itu.
Karena tak dipedulikan, anak itu pun pergi.
Anak kecil yang terasingkan, mengapa dia menjadi seperti itu?
Di manakah orang tuanya?
Aku pun teringat, ini adalah kedua kalinya aku melihatnya.
Sebelumnya, aku pernah berjumpa dengannya dalam perjalanan menuju kampus, dia sedang menunggu angkot. Tapi, entah kenapa para supir angkot tak ingin ia naik ke dalam angkotnya.
Anak yang terasingkan,
Mengapa orang-orang menghindarimu? Apakah karena penampilanmu?
Anak yang terasingkan,
Apakah mereka berpikir kau berbahaya?
Anak yang terasingkan,
Apakah kau merasa kesepian?
Anak yang terasingkan,
Apakah kau membenci mereka yang membuatmu kesepian?...

6 komentar:

  1. makanya tanyai ami. kalo tidak ditanya tidak ditauki kenapa.

    BalasHapus
  2. Masih biasa ketemu sama itu anak kah?

    BalasHapus
  3. Malang nian.. menyayat hati. tidak sepantasnya anak sekecil itu mendapatkan diskriminasi. dan pertanyaan yg muncul adalah... dimanakah rasa kemanusiaan? dan keadilan?

    BalasHapus
    Balasan
    1. kemanusiaan dan keadilan hanyalah sebuah kata-kata manis di zaman yang gila ini.

      Hapus

Tinggalkan Jejak Anehmu.
Silahkan berkomentar ^_^.
ありがとう、Terima Kasih