Jingga di ufuk barat menampakkan warna indahnya pada dunia. Hanya segelintir orang yang menangkap warna indahnya ditengah kecongkakan dunia. Seorang gadis duduk diam di dalam angkot. Terlihat menikmati apa yang disuguhkan alam padanya. Sepertinya dia sangat suka suasana disore hari. Perlahan dibukanya tas ransel yang dibawanya terlihat sedang mencari-cari sesuatu. Gadis itu berhenti, sepertinya dia mendapatkan apa yang sedang dicarinya. Ah, ternyata gadis itu sedang mencari telepon genggamnya. Aku pun mulai menebak dia pasti akan memotret suasana sore dengan menggunakan kamera hapenya. Yah, benar saja dia kemudian memotret suasana sore dan langit Jingga. Tampak bibirnya menyunggingkan senyum, sangat manis. Aku tahu dan dia pun juga pasti tahu, itu bukan kamera profesional, kualitas gambarnya juga tak sebanding dengan kamera profesional. Tapi, aku yakin baginya yang penting saat itu bukanlah kualitas gambar yang bagus, tetapi momen dan cerita yang ditampilkan pada gambar. Aku ingin bertanya padanya tapi ku urungkan.
Setelah memotret beberapa kali, gadis itu mulai memperhatikan hasil fotonya. Setelah puas memperhatikan hasil fotonya, gadis itu kembali menyibukkan diri memperhatikan apa yang terjadi sepanjang perjalanan. Tampaknya gadis itu sangat menikmati perjalanannya. Didorong rasa penasaran yang sangat aku pun memberanikan diri untuk bertanya padanya. Dibandingkan suasana sore aku lebih suka suasana malam hari.
"Sepertinya kau sangat menyukai suasana sore", Tanyaku dengan ragu-ragu. Pandangan matanya yang sedang sibuk memperhatikan jalanan beralih padaku dan tersenyum.
"Iya, sangat suka. Kenapa? kelihatan yah?, tanya gadis itu padaku sembari tersenyum.
"Yah, sangat jelas", jawabku. Dia hanya menanggapi jawabanku dengan tersenyum. Diam selama beberapa saat. Dia kembali sibuk menikmati kesibukan yang terlihat di sepanjang jalan. Tak tahan, aku pun memberanikan diri untuk bertanya lagi.
"Kalau boleh tahu, kenapa kau suka sore hari?, tanyaku hati-hati takut gadis itu menganggap aku terlalu lancang untuk bertanya.
Gadis itu memandangku sejenak sebelum menjawab pertanyaanku. Saat dia memandangku, ku pikir dia keberatan ternyata tidak.
"Layaknya pagi yang ceria, bagiku sore itu hangat dan selalu penuh kehangatan. Kehangatan yang menuju ketenangan. Karena, setelah sore akan ada malam dengan ketenangannya".
Jawabannya membuatku terdiam, sedikit bingung untuk mencerna apa maksudnya. Jadi sebenarnya gadis ini suka suasana sore atau malam hari? Pikiranku seperti mengambang memikirkan jawaban dari gadis itu.
"Kiri Pak!"
Suara gadis itu menyadarkanku dari pikiranku tentang jawabannya.
"Saya turun di sini", kata gadis itu mengucapkan salam perpisahan.
"Iya", jawabku pendek.
Gadis itu menyukai sore hari karena ada malam setelah itu. Apa mungkin aku menyukai malam karena ada pagi setelahnya?