Humaira Potabuga, itu nama adek saya. Postingan kali ini membahas
tentang adek saya ini. Badannya tinggi besar, lebih tinggi dan lebih besar dari
saya (kalo saya imut-imut). Orangnya jarang senyum dan terlalu jujur kalo
ngomong, makanya dia lebih banyak diam. Soalnya sekali buka mulut perkataannya
itu nusuk. Nusuk karena apa yang dia omongin benar adanya hanya saja terlalu
blak-blakkan. Agak susah baca situasi dan sembrono. Walaupun begitu otaknya
encer. Dia lebih pintar dari saya. pintar di sekolah tapi ongol-ongol kalo di luar sekolah. Dia Suka kebingungan sendiri mau
ngapain dan apa yang harus dilakukan. Walaupun sudah dijelaskan dengan detil
masih saja bingung. Contohnya, baru-baru ini dia pulang kampung sendirian, Karena
ujian nasional dan ujian sekolah sudah selesai jadinya dia libur. Pulang ke
kampung itu menguras tenaga dan duit. Menguras tenaga dan duit kalo pulangnya
melalui jalur darat atau laut. Menguras duit kalau pulangnya melalui jalur
udara. Harga tiket pesawat sangat mahal padahal duduk di pesawat tak sampai 1
jam.
Setelah mencari tiket pesawat yang harganya paling murah akhirnya
dapat tiket pesawat wings dengan harga Rp. 710.000. Itu sudah yang paling
murah, maskapai lain harnganya muai dari 800 an sampai 1,5 juta (ada yang mau
bayarin?). Jadwal berangkat jam 10 pagi. Sebelum hari keberangkatan saya sudah
jelaskan apa yang harus dia lakukan di bandara. Mulai dari pintu pemeriksaan
pertama, pintu pemeriksaan kedua, tempat
check in ada di sebelah mana, setelah check in dia harus menuju ke mana.
Semuanya saya jelaskan dengan detil. Tapi ternyata memilikiotak encer gak
selalu terpakai dengan baik ketika dihadapkan dengan keadaan sebenarnya.
Setelah sampai di bandara, saya menjelaskan kembali apa yang sudah saya
jelaskan di hari sebelumnya. Sudah
menjadi peraturan hampir di semua bandara yang ada di Indonesia, pengantar tak
diperkenankan masuk sampai ke dalam bandara. Adek saya sudah masuk melalui
pemeriksaan pertama dan kemudian ke pintu pemeriksaan kedua. Barusan lewat
pintu pemeriksaan kedua. Dia udah kebingungan mau ke mana celingak-celinguk
cari tempat check in. Karena kebingungan barang yang dibawa pun tak
diperhatikan. Saya yang melihat dari luar udah jengkel sendiri, pengen banget teriak
bilangin perhatiin barang bawaan. Kebingungan nyari tempat check in, barang
bawaannya udah dibawa sama seorang petugas bandara entah siapa dan entah mau
dibawa ke mana. Karena gemes saya pun telfon adek saya. Dari IM3 ke AS mahal
cuy!!.... karena ketidaktelitian dan kesembronoan, adek saya sukses bawa koper
yang salah. Saya jengkel setengah mati. Saya pun nyuruh dia jangan dulu check
in, nyari kopernya dulu. Saya suruh dia keliling dan bertanya pada petugas
bandara yang tadi angkatkan kopernya. Tapi, ternyata dia gak ingat wajah
petugas yang bawain tasnya. Karena dongkol saya pun suruh dia bertanya saja
sama petugas bandara terserah dia. Satu jam berkutat cari oper yang tertukar
tak kunjung ditemukan. Akhirnya saya telfon dia lagi untuk nanyain di dalam
kopernya ada gak barang yang penting? dan dia menjawab gak ada cuma pakaian
doang. Saya pun akhirnya menyuruhnya untuk check in saja. Koper yang ada
padanya dititpin saja sama petugas bandara, jangan dibawa punya orang. Walaupun
saya masih dongkol tapi apalah daya. Yah, yang penting adek saya sampai dengan
selat di tujuaan.
Ini bukan pertama kalinya dia naek pesawat. Hanya saja selama ini
dia naek pesawat selalu berombongan makanya dia tak terlalu memperhatikan apa
saja yang harus dilakukan kalo di bandara. Kalau pun pulang kampung gak naik pesawat dia pasti selalu pulang
bareng saya jadi gak pusing mikirin tetek bengeknya. Itu pelajaran untuk dia
supaya lebih perhatian pada apa yang dibawanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tinggalkan Jejak Anehmu.
Silahkan berkomentar ^_^.
ありがとう、Terima Kasih