Pages

Selasa, 27 Mei 2014

Keongol-ongolan Adek



Humaira Potabuga, itu nama adek saya. Postingan kali ini membahas tentang adek saya ini. Badannya tinggi besar, lebih tinggi dan lebih besar dari saya (kalo saya imut-imut). Orangnya jarang senyum dan terlalu jujur kalo ngomong, makanya dia lebih banyak diam. Soalnya sekali buka mulut perkataannya itu nusuk. Nusuk karena apa yang dia omongin benar adanya hanya saja terlalu blak-blakkan. Agak susah baca situasi dan sembrono. Walaupun begitu otaknya encer. Dia lebih pintar dari saya. pintar di sekolah tapi ongol-ongol kalo di luar sekolah. Dia Suka kebingungan sendiri mau ngapain dan apa yang harus dilakukan. Walaupun sudah dijelaskan dengan detil masih saja bingung. Contohnya, baru-baru ini dia pulang kampung sendirian, Karena ujian nasional dan ujian sekolah sudah selesai jadinya dia libur. Pulang ke kampung itu menguras tenaga dan duit. Menguras tenaga dan duit kalo pulangnya melalui jalur darat atau laut. Menguras duit kalau pulangnya melalui jalur udara. Harga tiket pesawat sangat mahal padahal duduk di pesawat tak sampai 1 jam.
Setelah mencari tiket pesawat yang harganya paling murah akhirnya dapat tiket pesawat wings dengan harga Rp. 710.000. Itu sudah yang paling murah, maskapai lain harnganya muai dari 800 an sampai 1,5 juta (ada yang mau bayarin?). Jadwal berangkat jam 10 pagi. Sebelum hari keberangkatan saya sudah jelaskan apa yang harus dia lakukan di bandara. Mulai dari pintu pemeriksaan pertama, pintu  pemeriksaan kedua, tempat check in ada di sebelah mana, setelah check in dia harus menuju ke mana. Semuanya saya jelaskan dengan detil. Tapi ternyata memilikiotak encer gak selalu terpakai dengan baik ketika dihadapkan dengan keadaan sebenarnya. Setelah sampai di bandara, saya menjelaskan kembali apa yang sudah saya jelaskan di hari  sebelumnya. Sudah menjadi peraturan hampir di semua bandara yang ada di Indonesia, pengantar tak diperkenankan masuk sampai ke dalam bandara. Adek saya sudah masuk melalui pemeriksaan pertama dan kemudian ke pintu pemeriksaan kedua. Barusan lewat pintu pemeriksaan kedua. Dia udah kebingungan mau ke mana celingak-celinguk cari tempat check in. Karena kebingungan barang yang dibawa pun tak diperhatikan. Saya yang melihat dari luar udah jengkel sendiri, pengen banget teriak bilangin perhatiin barang bawaan. Kebingungan nyari tempat check in, barang bawaannya udah dibawa sama seorang petugas bandara entah siapa dan entah mau dibawa ke mana. Karena gemes saya pun telfon adek saya. Dari IM3 ke AS mahal cuy!!.... karena ketidaktelitian dan kesembronoan, adek saya sukses bawa koper yang salah. Saya jengkel setengah mati. Saya pun nyuruh dia jangan dulu check in, nyari kopernya dulu. Saya suruh dia keliling dan bertanya pada petugas bandara yang tadi angkatkan kopernya. Tapi, ternyata dia gak ingat wajah petugas yang bawain tasnya. Karena dongkol saya pun suruh dia bertanya saja sama petugas bandara terserah dia. Satu jam berkutat cari oper yang tertukar tak kunjung ditemukan. Akhirnya saya telfon dia lagi untuk nanyain di dalam kopernya ada gak barang yang penting? dan dia menjawab gak ada cuma pakaian doang. Saya pun akhirnya menyuruhnya untuk check in saja. Koper yang ada padanya dititpin saja sama petugas bandara, jangan dibawa punya orang. Walaupun saya masih dongkol tapi apalah daya. Yah, yang penting adek saya sampai dengan selat di tujuaan.
Ini bukan pertama kalinya dia naek pesawat. Hanya saja selama ini dia naek pesawat selalu berombongan makanya dia tak terlalu memperhatikan apa saja yang harus dilakukan kalo di bandara. Kalau pun pulang kampung  gak naik pesawat dia pasti selalu pulang bareng saya jadi gak pusing mikirin tetek bengeknya. Itu pelajaran untuk dia supaya lebih perhatian pada apa yang dibawanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tinggalkan Jejak Anehmu.
Silahkan berkomentar ^_^.
ありがとう、Terima Kasih