Pages

Rabu, 07 Mei 2014

Petualangan 10 hari (Part 1) Makassar-Surabaya

Jalan-jalan meeeennnn!!!!.....
Keinginan yang terpendam sejak lama untuk bepergian ke berbagai tempat yang baru akhirnya terwujud ^_^.
Perjalanan ini sudah lama direncanakan, dari bulan Desember 2013. Sebenarnya sih, kebetulan banget saya bisa ikut perjalanan ini. Awalnya salah seorang teman saya pengen ke Jogja, tujuannya sih mau ketemu pacar yang sedang menuntut ilmu di negeri orang. Karena cuma sendiri dia ngajak saya, tapi saya masih belum mengiyakan soalnya gak yakin bisa pergi dikarenakan budget yang tak memadai. Ternyata eh ternyata, ada salah seorang teman saya yang lain berencana ingin jalan-jalan ke pulau Jawa. Setelah dibujuk dan dirayu akhirnya hati saya pun luluh untuk ikut. Jadinya jalan-jalan ini jadi bertiga. Cari-cari tiket murah, akhirnya dapat tiket pesawat murah (Air Asia) berangkatnya bulan 5 April 2014. Awalnya rute perjalanan dari Makassar ke Surabaya, nginap sehari di Surabaya trus ke Malang nginap sehari, abis itu ke Bandung selama tiga hari trus tujuan akhir itu ke Jogja. Tapi, setelah nyari-nyari infrormasi di internet ternyata rute yang paling sering dilewati itu terbalik dengan rute yang sudah kami susun. Akhirnya rute pun dirubah menjadi Makassar-Surabaya-Jogja-Bandung-Surabaya-Makassar. Tapi, tiga hari sebelum hari  keberangkatan ada pemberitahuan dari pihak Air Asia nomor penerbangan dan jadwal penerbangan dirubah dari yang awalnya berangkat pukul 15.45 Wita berubah menjadi pukul 21.45 Wita
Hari keberangkatan pun tiba. Petualangan dimulai. Saya berencana ke bandara nebeng di mobilnya teman karena katanya dia akan diantar sama ayahnya. Tapi, sore harinya saya disms kalo mobil yang akan ngantar dia dan saya masih di bengkel dan akhirnya rencana nebeng di mobil gak jadi. Makassar sedang diguyur hujan saat saya ke bandara Sultan Hasanuddin dengan diantar motor oleh teman saya. Sampai di bandara ternyata saya yang lebih dulu datang. Menunggu sekitar setengah jam, akhirnya kedua teman saya datang. Pas masuk ke dalam bandara, terdengar panggilan terakhir untuk penumpang pesawat yang akan kami naiki. Bayar pajak bandara de el el itu Rp. 70.000 ribu.
Sedikit adegan lari-larian di bandara mewarnai perjalanan kami ke Surabaya. Ngos-ngosan nyari nomor kursi, pas nomor kursi di dapat ada cowok cakep berwajah oriental yang duduk di sampig kursi saya. Tadinya hati udah menjerit hore karena jarang-jarang dapat teman duduk cowok cakep, sapa tau bisa diajak kenalan (ngarep). Eh, pas saya duduk dia pindak ke deretan kursi di sebelah gabung sama temennya. Saya kan jadi sedikit tersinggung dan kecewa, gagal duduk di samping cowok cakep. Akhirnya saya bisa duduk dengan tenang, saya dapat kursi yang di samping jendela. Sayangnya nomor kursi kami gak berdekatan jadi duduknya misah. Di deretan kursi di sebelah saya, duduk tiga orang cowok Cina (kalo gak salah dari bahasa yang mereka gunakan), tadinya saya sempat berpikir mereka itu orang Thailand. Dua kursi di sebelah saya di isi dua orang (ternyata kursi itu ada yang punya) yang tampaknya adalah pasangan pengantin baru dan jadilah saya obat nyamuk tanpa asap. Pesawat pun lepas landas dan saya mengantuk tapi gak bisa tertidur. Karena bosan, saya iseng ganggu teman saya Aim, yang kebetulan tempat duduknya tepat di belakang kursi saya. Dia ngantuk berat karena kurang tidur abis mentas teater dan membereskan peralatan panggung. Bosan gangguin Aim, saya terhibur dengan adek kecil yang duduk di depan kursi saya yang dipangku sama neneknya. Telinga saya sakit. Sebelum saya berlumut karena bosan dan tak bisa tidur terdengar pengumuman pesawat akan mendarat di Bandara Juanda Surabaya. Pukul 12.00 WITA kami sampai di surabaya. Sampai di Surabaya telinga saya masih sakit, mungkin karena duduk di samping jendela. Saya sempat kena culture shock karena denger semua orang bercakap menggunakan bahasa Jawa. Seolah-olah saya terdampar di tempat lain, padahal masih satu Indonesia. Kami pun memutuskan untuk nginap di bandara sampai pagi dan berangkat ke Stasiun Gubeng dengan numpang bus bandara karena hari sudah tengah malam bukan gak punya kenalan di Surabaya hanya saja gak enak ngerepotin tengah malam sedangkan besok paginya sdah harus cabut lagi ke stasiun. Inilah kami menggembel di Bandara.
 Idar, belum sejam di bandara udah mikir "Malam ini tidur di mana yah?

Diriku, sok pasang wajah full smile, padahal dalam hati bingung mau tidur di mana
Aim, dari mulai menginjakkan kaki di Bandara Juanda, hp tak pernah lepas dari tangan

Jam menunjukkan pukul 1 dini hari. Akhirnya kita memutuskan untuk tidur di mushola. Karena kebiasaan waktu Indonesia tengah, sempat kaget karena waktu sholat Subuh lebih cepat dari waktu di Makassar. Jam menunjukkan pukul 8 pagi, setelah membereskan muka biar lebih kelihatan fresh akhirnya kita berangkat ke stasiun Gubeng menggunakan bus bandara Juanda tiketnya Rp. 20.000/orang. Bus bandara tidak mengantarkan langsung ke stasiun. Kami di turunkan leh supir bus di jalan trus ambil bus yg ada tulisan Gubeng PTR (kalo nda salah) bayarnya Rp. 5.000/orang. sampe Gubeng kereta yang akan kami tumpangi masih dua jam lagi berangkat akhirnya kita nongkrong di warung untuk ngisi kampung tengah alias makan. Di depan Stasiun Gubeng sepagi itu udah ada yang jual sate. 
Nih, penampakan satenya... Yummiiii ^_^

Dari semalem nda pernah hp lepas dari tangannya

Pukul 9.45 tepat kereta Logawa jurusan Gubeng (Surabaya)-Jogja (Lempuyangan). Tak sabar memulai petualangan di Jogja, kira-kira akan seperti apa ya? Jogja! I'm coming....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tinggalkan Jejak Anehmu.
Silahkan berkomentar ^_^.
ありがとう、Terima Kasih