Pukul 15:14, 26 Mei 2014.
Duduk menikmati alunan lagu dalam kesendirian. Baru saja
menyelesaikan soal-soal bahasa Inggris yang diberikan oleh guru les saya yang
sukses buat kepala saya mumet. Dering hp berbunyi, sebuah panggilan masuk,
tak bernama. Itu berarti nomor itu tak ada dalam daftar kontak saya. Sejenak
diperhatikan, sepertinya saya mengenal nomor yang tertera di layar ponsel. Saya
tak persis menghapalnya, hanya saja saya sepertinya mengenal nomor itu dari
empat digit angka terakhirnya. Otak saya mulai menebak siapa pemilik nomor
ponsel itu. Saya pun memberanikan diri menjawab telfon. Dengan agak gemetar dan
suara sedikit bergetar,“Halo, assalamu alaikum”, menjawab telefon. “Di mana?...
Sejenak terdiam masih mencerna suara siapa gerangan yang berbicara di seberang
entah di mana. “Di Kosas, ini siapa?”, saya balik bertanya walaupun otak dan
hati telah mengetahui siapa pemilik suara itu, tapi masih ingin memastikan jika
benar itu adalah suaranya. Dia tak menjawab,
“Apa dibikin di situ?”, tanyanya lagi.
“Tunggui seseorang”, jawabku singkat.
”Oh, dia belum datang?, tanyanya.
“Belum, sore baru datang”, setelah itu diam selama beberapa
detik.
“Kau baik-baik ya...”, ucapnya.
“Hah?, tak percaya dengan apa yang saya dengar barusan.
“Kau baik-baik yah…”, setelah itu telepon terputus.
Pembicaraan sampai di situ. Saya masih tak mengerti mengapa kau
menghubungi lagi. Saya tak tahu apa sebenarnya yang ingin kau sampaikan atau
apa yang kau inginkan. Setelah lama tak pernah berkomunikasi. Selama ini saya
selalu mengikuti apa yang kau inginkan. Tapi ketika kau berbalik, saya selalu
menyambutnya dengan senang hati, menunggu walaupun tak tahu kau akan berbalik
lagi. Tapi, setelah smsmu yang terakhir sudah saya putuskan walaupun berat.
Isi sms yang sampai sekarang masih terasa sakit jika mengingatnya. Apakah maksud dari sms yang terakhir itu hanya berlaku padaku tapi tidak padamu? Kali ini saya telah memutuskan peran apa yang akan saya ambil. Mengikuti sekali
lagi kemauan dan keinginanmu tanpa berharap apapun. Biarkan kau dengan segala
keinginanmu. Tapi, untuk apa kau menelfon lagi? Menunjukkan perhatianmu lagi? Tolong,
jangan buat saya bingung lagi.
Mungkin dia adalah mantanmu, atau seseorang yang mengenalmu dan kau tidak mengenalnya. Dia orang yang selalu menyayangimu. Tapi abaikanlah, karena jodoh itu bukan di tangan kita, sudah ada yang mengatur. Tulisan seperti di atas, ada smsm masuk, telp diladeni, maka yang terjadi mereka akan sering ketagihan ingin nelp. Maka putuskan, jangan angkat sebelum tahu siapa dia, untuk apa dia? Untuk menjaga-jaga..
BalasHapusberusaha untuk cuek ^_^
Hapus